Selasa, 20 Februari 2018

Jumat, 16 Februari 2018

Olimpiade Sain Nasional (OSN)




Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah ajang berkompetisi dalam bidang sains bagi para siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Siswa yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional adalah siswa yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten dan provinsi dan adalah siswa-siswa terbaik dari provinsinya masing-masing.
Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional ini didasarkan pada kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade Fisika Internasional (IPhO - International Physics Olympiad) yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2002.
Olimpiade Sains Nasional diadakan sekali dalam satu tahun di kota yang berbeda-beda. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian seleksi untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia yang akan dibimbing lebih lanjut oleh tim bidang kompetisi masing-masing dan akan diikutsertakan pada olimpiade-olimpiade tingkat internasional.
Bidang yang dilombakan dalam OSN
  • Jenjang SD: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
  • Jenjang SMP: Matematika, Fisika, Biologi, dan pada tahun 2008 ditambahkan bidang baru yaitu Astronomi, tetapi pada tahun 2009, bidang Astronomi ditiadakan kembali. Tahun 2010 ditambahkan bidang baru yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada tahun 2015, bidang Fisika dan Biologi digabung pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam sehingga sekarang terdapat 3 bidang untuk jenjang SMP, yaitu Matematika, IPA, dan IPS.
  • Jenjang SMA: Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Komputer, Ekonomi, dan pada tahun 2008 ditambahkan bidang baru yaitu Kebumian. Lalu pada tahun 2013 ditambahkan bidang baru yaitu Geografi.

Proses Seleksi
Proses atau metode seleksi Olimpiade Sains Nasional tergantung dari jumlah (kuota) peserta setiap tahunnya. Setiap tingkat memiliki jumlah peserta yang berbeda-beda tiap tahunnya. Umumnya tingkatan seleksi OSN dilaksanakan sebagai berikut:
  1. Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kecamatan (khusus untuk SD), penyeleksian peserta untuk mewakili kecamatan di tingkat kabupaten/kota. Seleksi dilakukan oleh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan. Jumlah siswa yang dipilih untuk mewakili disesuaikan dengan kebutuhan kabupaten/kota.
  2. Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kota/Kabupaten, penyeleksian peserta untuk mewakili ke tingkat provinsi. Seleksi dapat dilakukan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten maupun Dinas Pendidikan Provinsi, umumnya dipilih 3 siswa/kabupaten (untuk seleksi yang dilakukan kota/kabupaten) atau siswa yang berjumlah 3 kali jumlah kabupaten (untuk seleksi yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi).
  3. Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi, penyeleksian peserta untuk mewakili ke tingkat nasional. Seleksi untuk tingkat SD dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan dipilih 3 siswa/mapel/provinsi untuk mewakili provinsi tersebut ke tingkat nasional. Seleksi untuk tingkat SMP dan SMA dilakukan oleh panitia pusat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memilih siswa sejumlah kuota/passing grade untuk masing-masing bidang mata pelajaran.
  4. Olimpiade Sains Nasional. OSN dilaksanakan dengan peserta menurut passing grade yang telah ditentukan oleh Kemdikbud. Di tingkat nasional ini diperebutkan 30 medali; 5 emas, 10 perak, dan 15 perunggu.

Read more

RPP Fisika SMA/K kelas 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

I.        Identitas Mata Pelajaran
1.      Mata Pelajaran                   : Fisika
2.      Materi Pokok                     : Besaran dan satuan
3.      Kelas/semester                   : X/1
4.      Pertemuan minggu ke        : 1
5.      Waktu                                 : 2 x 45 menit

II.     Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar/ Indikator
1.      Standar Kompetensi
   1.    Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
2.      Kompetensi Dasar
   1.1   Menguasai konsep besaran dan satuannya
3.      Indikator
  §  Membedakan besaran pokok dan besaran turunan sesuai dengan konsep fisika
  §  Menerapakan satuan Besaran Pokok dalam Sistem Internasional
  §  Menentukan satuan Besaran Turunan dari satuan besaran pokok
  §  Menentukan Dimensi Satuan sesuai dengan ketetapan
            4.      Tujuan Pembelajaran
  §  Siswa dapat membedakan besaran pokok dan besaran turunan sesuai dengan konsep fisika
  §  Siswa dapat menerapakan satuan Besaran Pokok dalam Sistem Internasional
  §  Siswa dapat menentukan satuan Besaran Turunan dari satuan besaran pokok
  §  Siswa dapat menentukan Dimensi Satuan sesuai dengan ketetapan

III.     Materi Pembelajaran
1.         Besaran pokok
2.         Besaran turunan
3.         Dimensi Satuan
4.         Konversi Satuan


IV.  Media/Alat Pembelajaran
-

V.     Tahapan Pembelajaran
Pertemuan 1
No
Kegiatan Belajar
Waktu (menit)
1
Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Memeriksa kesiapan siswa dalam belajar (absensi, melihat kebersihan kelas)
 b. Motivasi
setelah mempelajari materi ini kalian mampu membedakan besaran dan satuan

10
2
Kegiatan Inti
1.      siswa mendengarkan penjelasan tentang besaran dan satuan
2.      siswa mendengarkan penjelasan besaran pokok
3.      siswa mengidentifikasi 7 besaran pokok beserta satuannya
4.      siswa mendengarkan penjelasan besaran turunan
5.      siswa menentukan satuan besaran turunan darisatuan besaran pokok
6.      siswa mengidentifikasi contoh besaran yang termasuk ke dalam besaran turunan.
7.      siswa mendefenisikan pengertian dimensi suatu besaran.
8.      siswa menggunakan dimensi besaran pokok untuk menentukan dimensi besaran-besaran fisika yang lain
9.      Dengan contoh soal, guru menjelaskan cara menentukan dimensi suatu besaran
10.  siswa mendengarkan penjelasan tentang konversi satuan dengan faktor pengali atau bilangan berpangkat

65
3
Kegiatan Akhir
-      latihan soal
-      menyimpulkan materi pelajaran.

15

VI.  Penilaian dan Tindak Lanjut
·         Prosedur Penilaian:
Penilaian dilakukan pada saat terakhir jam pelajaran berupa latihan soal
·         Jenis Penilaian
Tes tertulis
·         Alat Penilaian
Soal essay
1.      (Skor 21)Tuliskan tujuh besaran pokok beserta satuannya!
2.      (Skor 15)Tuliskan lima contoh besaran turunan beserta satuannya!
3.      (Skor 14)Tuliskan perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan.
4.      (Skor 25)Energi potensial dinyatakan dengan ,  dengan  adalah percepatan gravitasi dan h adalah ketinggian. Tentukan dimensi energi potensial!
5.      (Skor 25)Selesaikan penyetaraan satuan dari besaran berikut ini!
a)      10 liter =........... m3
b)      2,5 jam =.......... sekon
c)      72 km/jam =.......... m/s
d)      57 THz =............ Hz
e)      1000 m =......... m

            Kunci jawaban.

1.      Tujuh besaran pokok (Skor 14)
No.
Besaran Pokok
Satuan SI
Lambang Satuan
1.
Massa
kilogram
Kg
2.
Panjang
meter
m
3.
Waktu
sekon
S
4.
Suhu
Kelvin
K
5.
Kuat Arus
Ampere
A
6.
Intensitas cahaya
Candela
Cd
7.
Jumlah Zat
mole
mol


2.      Lima contoh besaran turunan (Skor 10)
No.
Besaran turunan
Lambang Besaran
Satuan SI
1.
Luas
A
m2
2.
Kecepatan
V
m/s
3.
Percepatan
A
m/s2
4.
Gaya
F
N
5.
Usaha
W
J

3.      Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dijabarkan dari besaran lain.
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.

4.      Dimensi Energi potensial
 massa dengan dimensi [M]
 percepatan gravitasi dengan dimensi [L][T]-1
 ketinggian dengan dimensi [L]
Karena,
Maka,
[M][L]2[T]-1

5.      Hasil
a)   10 liter          = 0,01 m3
b)   2,5 jam        = 9000 sekon
c)   72 km/jam   = 20 m/s
d)   57 THz         = 57 x 1012 Hz
e)   1000 m    = 10-3 m

·         Tindak lanjut
-  Penugasan

VII.      Sumber Bacaan
·   Buku Fisika SMK
·   Buku Fisika SMA yang relevan



Way Serdang,    Juli 2016
Mengetahui,                                                    
Kepala SMK Negeri 1 Way Serdang                                                                            Guru Mata Pelajaran





Nurul Huda, S.Ag.                                                                                                          Eko Trisno Apriyanto, S.Pd
NIP. 19761012 200604 1 006



Read more

Tahu kah Anda?

Tahukah Anda?

Mengapa Pesawat Bisa Terbang?

Hmmmm... mungkin kita bertanya-tanya, kok bisa ya pesawat yang beratnya berton-ton terbang diudara. apakah pesawat tersebut tidak akan jatuh? untuk mengetahui mengapa pesawat bisa terbang diudara dan tidak jatuh serta bagaimana proses terjadinya. mari perhatikan sedikit penjelasan dibawah ini.Pada awalnya manusia menganggap bahwa untuk bisa terbang maka kita harus melakukannya sebagaimana burung terbang. Para penemu pesawat, yang pertama kali menciptakan pesawat, menadapat inspirasi  dari burung yang terbang dengan mengepakkan sayapnya. Maka pesawat juga diberi sayap. Tapi, sayap pesawat bukan berarti untuk dikepak-kepakkan seperti sayap burung.Kegunaan sayap pada pesawat adalah untuk membuat perbedaan kecepatan angin di atas badan pesawat dan di bawah badan pesawat. Kecepatan angin di atas badan pesawat lebih cepat daripada kecepatan angin di bawah. Pesawat pada saat terbang akan menghadapi beberapa hambatan, diantaranya hambatan udara yaitu hambatan karena berat badan pesawat itu sendiri, dan hambatan pada saat menabrak awan. Selama penerbangan ada empat macam gaya yang bekerja  yaitu

1. Gaya angkat (gaya keatas)

2. Gaya berat (gaya kebawah)
3. Gaya dorong (gaya maju)
4. Gaya hambatan (gaya kebelakang)

Gaya angkat dan gaya maju/ gaya dorong merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang/ gaya hambatan. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Dengan adanya gaya-gaya ini akhirnya pesawat bisa terbang.

Selain itu, pesawat ada juga sistem kemudinya. Sistem kemudi pesawat terbang dipergunakan untuk melakukan manuver. Pada saat pesawat akan berbelok ke arah kanan maka daun kemudi digerakkan ke arah kiri, begitu juga saat pesawat akan bermanuver ke kiri, maka daun kemudi digerakkan ke arah kiri. Bagian belakang pesawat terdapat kemudi yang dirancang secara horizontal dan vertical.
Read more