Jumat, 16 Februari 2018

Tahu kah Anda?

Tahukah Anda?

Mengapa Pesawat Bisa Terbang?

Hmmmm... mungkin kita bertanya-tanya, kok bisa ya pesawat yang beratnya berton-ton terbang diudara. apakah pesawat tersebut tidak akan jatuh? untuk mengetahui mengapa pesawat bisa terbang diudara dan tidak jatuh serta bagaimana proses terjadinya. mari perhatikan sedikit penjelasan dibawah ini.Pada awalnya manusia menganggap bahwa untuk bisa terbang maka kita harus melakukannya sebagaimana burung terbang. Para penemu pesawat, yang pertama kali menciptakan pesawat, menadapat inspirasi  dari burung yang terbang dengan mengepakkan sayapnya. Maka pesawat juga diberi sayap. Tapi, sayap pesawat bukan berarti untuk dikepak-kepakkan seperti sayap burung.Kegunaan sayap pada pesawat adalah untuk membuat perbedaan kecepatan angin di atas badan pesawat dan di bawah badan pesawat. Kecepatan angin di atas badan pesawat lebih cepat daripada kecepatan angin di bawah. Pesawat pada saat terbang akan menghadapi beberapa hambatan, diantaranya hambatan udara yaitu hambatan karena berat badan pesawat itu sendiri, dan hambatan pada saat menabrak awan. Selama penerbangan ada empat macam gaya yang bekerja  yaitu

1. Gaya angkat (gaya keatas)

2. Gaya berat (gaya kebawah)
3. Gaya dorong (gaya maju)
4. Gaya hambatan (gaya kebelakang)

Gaya angkat dan gaya maju/ gaya dorong merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang/ gaya hambatan. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Dengan adanya gaya-gaya ini akhirnya pesawat bisa terbang.

Selain itu, pesawat ada juga sistem kemudinya. Sistem kemudi pesawat terbang dipergunakan untuk melakukan manuver. Pada saat pesawat akan berbelok ke arah kanan maka daun kemudi digerakkan ke arah kiri, begitu juga saat pesawat akan bermanuver ke kiri, maka daun kemudi digerakkan ke arah kiri. Bagian belakang pesawat terdapat kemudi yang dirancang secara horizontal dan vertical.
Load disqus comments

0 komentar